Wednesday, December 23, 2015

Anti Mainstream?

Saya mungkin termasuk orang yang kata orang disebut anti mainstream.
Kata mainstream terdiri dari dua kata.Main yang berarti utama dan stream yang berarti arus. Dalam hal ini, mainstream berarti arus utama. Arus utama jika lebih disederhanakan memiliki makna kebiasaan utama, kebiasaan umum, perilaku umum, hal yang biasa, hal yang lumrah, dan sesuatu yang memang sudah nampak wajar dan tidak aneh
Istilah anti selalu merujuk pada sesuatu yang berhubungan dengan kebalikan dari kata yang diikutinya. Hal ini berarti bahwa anti mainstream merupakan anti mainstream merupakan sesuatu hal yang tidak biasa, perilaku yang tidak umum, sifat yang tidak biasa (http://www.plimbi.com/news/158536/arti-mainstream-dan-penggunaannya)

Dalam banyak hal saya rasakan begitu, dan ini sudah berlangsung cukup lama. Mulai tahun 1982 memilih vespa sebagai sarana transportasi dimana orang biasa naik Honda, Yamaha atau Suzuki.  Tahun 2003 mulai memilih Kymco hingga sekarang masih tiga type, Cevira,  Metica, dan Free LX. Tahun 2005 sepeda motor metic dibilang masih langka, dan Metica adalah motor metic pertama saya.
Dalam hal mobil, tahun 2005 tidak banyak yang berspekulasi memilih HondaMiring alias Hyundai, dan Atoz telah menemaniku hingga memasuki tahun kesebelas, disusul  HondaMiring lainnya, Hyundai Trajet. Oh ya tablet nya juga bermerk Hyundai T10.

Bagaimana dengan HP? Ketika tahun 2000 an orang memilih hp sejuta umat si legendaris Nokia saya memilih Samsung, LG dan Motorola. Untuk smartphone? Beberapa tahun berteman Nokia E 63 dan E71 yang cukup bongsor di mana belum banyak orang suka HP besar. Sebentar menggunakan Audiovox windows smartphone (2007) dan beralih ke Blackberry beberapa bulan, Andromax sebentar terus Acer dan sudah setahun ini menggunakan HTC. Hari ini melamar Microsoft Lumia 640 XL (Windows Phone, dimana orang menggandrungi Android) yang maharnya Rp. 2.675.000 melalui MatahariMall.com. Mungkin sebelum tahun 2016 baru mendarat, katanya agak lama karena terhalang libur natal.

Lho MatahariMall.com? online? Ya beberapa kali membeli HP online, termasuk Blackberry dan HTC 616 dan Microsoft Lumia 640 XL ini.  Di tempat yang sama saya meminang Android TV 32 inch keluaran Changhong, maharnya Rp. 3.200.000 an free onkir.  Nah lu… Changhong? Ya fitur utama yang menarik adalah Android yang support TV streaming, you tube karena ada wifi yang tertanam. TV ini juga mendukung digital TV di mana undang penyiaran mewajibkan TV analog berpindah ke digital di tahun 2018.


Baca selengkapnya NIKI KULA LAN KULAWARGA: 2015

Monday, December 14, 2015

ENAM PERNYATAAN SIKAP PGRI

Pernyataan sikap PGRI yang dibacakan oleh perwakilan guru pengurus PGRI Jawa Barat, di depan Menteri Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (atas nama Presiden) Puan Maharani, Ketua DPD RI Irman Gusman, dan juga dihadiri oleh beberapa gubernur dan bupati serta 115.000 guru dari seluruh Tanah Air di GBK, Jakarta, Minggu 13 Desember 2015. Pernyataan sikap ini ditandatangani oleh Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Sulistiyo dan sekretaris PGRI, M, Qudrat Nugraha.



1.        Mendukung pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupan bangsa.
2.        Siap membantu pemerintah dan pemerintah daerah dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan profesionalisme dan kinerja guru guna melaksankan revolusi mental, pengembangan karakter dan potensi peserta didik.
3.       Mendukung upaya pencegahan dan pembrantasan korupsi serta menyeru kepada para guru agar aktif memberikan pendidikan anti korupsi dan anti narkoba.




4.       Mendesak pemerintah dan pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan guru dan meningkatkan kesejahteraan guru non-PNS.
5.        Menolak segala kebijakan dan peraturan serta upaya-upaya yang dilakukan guna menghapus dan/atau mempersulit pemberian tunjangan profesi guru (TPG), menghambat pelaksanaan sertifikasi, kenaikan pangkat dan karir, serta pengembangan profesi guru.
6.         Menolak segala bentuk intimidasi, terkanan, ancaman yang mengganggu profesionalisme, kinerja, dan aktivitas organisasi profesi guru.
Baca selengkapnya NIKI KULA LAN KULAWARGA: 2015

Sunday, December 13, 2015

Little Quality VS Big Quality


Pendidikan bergerak di bidang jasa yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,  cakap,  kreatif,  mandiri,  dan  menjadi  warga  negara  yang  demokratis serta bertanggung jawab (UUSPN, 2003). Itu adalah big quality atau kualitas besar, tidak hanya output, tetapi sampai dengan outcome, bahkan sampai dengan impact atau dampak pendidikan, menjadi  warga  negara  yang  demokratis serta bertanggung jawab.
Di dalam big quality itu terselip satu bagian kecil, untuk memenuhi indikator berilmu. Hal ini dapat diketahui dengan hasil tes, ulangan, dan ujian, termasuk ujian nasional (UN) yang sebentar lagi digelar. Bagian kecil ini sesungguhnya hanyalah small quality atau kualitas kecil. Sebenarnya kualitas kecil jangka pendek ini akan tercapai dengan sendirinya bila MBS dan TQM berjalan dengan baik. Akan tetapi sangat disayangkan karena kenyataannya bagian kecil itu yang diagungkan, bukan saja oleh satuan pendidikan tetapi juga oleh peserta didik, orang tua dan masyarakat umum. Bukan hanya orang awam, kepala dinas pendidikan, bupati, gubernur menteri pendidikan, bahkan presiden tentunya juga memiliki kecemasan tersendiri, tentunya sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Karena mereka adalah pejabat politis, maka kepentingannya tentu juga erat dan tidak bisa lepas dengan kepentingan politis.
Sebenarnya bagi kebanyakan siswa UN tidak terlalu menakutkan, karena UN adalah satu kegiatan yang menjadi satu kesatuan dan konsekwensi menuntut ilmu. Di samping itu ada pula yang tidak terlalu khawatir terhadap hasil UN karena menurut pengalaman siswa yang tidak luluspun baik-baik saja. Mereka toh masih diusahakan jalan keluarnya agar mereka mendapatkan tiket masuk pendidikan yang lebih tinggi. UN ulangan dan ujian kesetaraan atau kejar paket yang menyediakan gerbong didesain khusus bagi siswa yang tidak lulus UN.
Dibandingkan siswa sendiri, orang tua mungkin lebih terbebani ketika anaknya menghadapi UN. Sebagian orang tua rela mengeluarkan uang lebih agar anaknya bisa lulus UN dengan mengikutkan anaknya pada lembaga bimbingan belajar yang “menjamin” anaknya lulus UN. Perbincangan mengenai UN antar orang tua lebih banyak dibandingkan dengan anaknya sendiri. Kecuali kawatir anaknya tidak lulus, ada juga yang mencemaskan nilai yang diperoleh untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik setelah lulus ujian.

Berbeda dengan orang tua, guru mencemaskan nama baiknya. Mereka sangat terbebani bila anak didiknya banyak yang tidak lulus UN, (padahal lebih banyak guru yang tidak mengajarkan mata pelajaran UN).  Pihak sekolah yang dikomandani oleh kepala sekolah, di samping akan menanggung rasa malu, juga akan menerima dampak berkurangnya animo calon siswa memasuki sekolah tersebut pada tahun pelajaran berikutnya. Di beberapa daerah, sekolah, termasuk guru di dalamnya akan terancam “karirnya”  bila banyak siswanya tidak lulus ujian. 
Baca selengkapnya NIKI KULA LAN KULAWARGA: 2015