Sunday, October 10, 2010

Computer and Typewriter

Sudah satu dasa warsa labih komputer memasuki dunia pendidikan kita. Tahun 1996-an Departemen Pendidikan waktu itu mulai mengirim komputer ke sekolah secara bertahap. Pada tahap awal, komputer dipergunakan oleh sekolah sebagai sarana administrasi sekolah dan tergolong salah satu jenis alat kantor, untuk memperlancar urusan surat menyurat, dan pengelolaan administrasi sekolah pada umumnya.
Pada era berikutnya, komputer yang dimiliki sekolah baik dari pembelian sendiri maupun drop-dropan dari pemerintah, mulai diarahkan sebagai alat bantu mengajar. Untuk itulah mulai banyak diadakan program "Computer In School", Pelatihan, Workshop, dan lain-lain di mana guru mulai disentuh untuk mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran.
Tiga tahun belakangan ini kita mulai memasuki era ketiga, begitulah kira-kira. Bukan lagi sekolah yang memiliki komputer, tetapi guru. Dengan berbagai tipe komputer jinjing, notebook, laptop, netbook, UMPC, dan lainnya guru mulai mengembangkan media pembelajaran. Tren ini memang didukung oleh salah satunya adalah kebijakan pemerintah yang memberikan tunjangan khusus bagi guru profesional.
Dukungan lainnya datang dari semakin murah dan terjangkaunya peralatan ini, ditambah lagi kian maraknya provider yang menyediakan layanan internet. Dengan menggunakan HP yang dimiliki, seorang guru dapat mengakses internet dari dan di mana saja, dengan harga yang semakin murah lagi.
Tetapi sangat disayangkan bahwa jumlah yang mungkin "banyak" tersebut baru dapat menjangkau "sedikit" prosentase pendidik di tanah air. Itupun masih ditambah lagi dengan hal yang masih memprihatinkan. Masih sangat banyak guru yang belum "mau" berdekat diri dengan komputer, walau sekedar memanfaatkannya sebagai mesin ketik. apalagi internet.

1 comment:

kartika said...

Jangan terlalu heran mas. Teknologi itu adalah sebuah kebutuhan. Sama seperti ketika kita butuh makan, modis dan lain-lainya. Ketika seseorang butuh makan, apalagi diembel-embeli dengan selera tertentu, maka ia akan berusaha keras untuk mendapatkannya. Seperti misalnya ketika panjenengan kepengin makan tengklengnya mbok Ndremi. He he he, anda pasti akan mencarinya. Begitu pula ketika dihubungkan komputer, selama kita atau siapapun tidak atau belum butuh yaaaah pasti gak akan peduli.
Mangkanya lebih tepatnya keheranan kita tertuju pada guru-guru kita mengapa hari gini kok masih rela katrok dengan komputer. Gitu lhoo (Kartika-right.blogspot.com)